Analisis Struktural Novel A Girl on the Train 2



Analisis struktural novel ini dilakukan dengan mengacu pada lima kode yang dikemukakan oleh Barthes (2015). Kode tersebut dapat digunakan dalam rangka memahami struktur sebuah teks. Sebagaimana pernyyataan yang dikemukakan Malik dkk. (2014) kelima kode tersebut antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut.

Kode hermeneutic
Kode hermeutic disebut juga sebagai kode enigmatic. Kode tersebut mewakili elemen pada teks yang bersifat misterius, membingungkan, dan tidak dapat dijelaskan secara utuh pada narasi. Dengan demikian, pembaca dibuat semakin penasaran untuk lebih memahaminya. Seringkali, pembaca akan mengungkap misteri pada elemen tersebut dengan cara mengajukan pertanyaan. Salah satu kode hermeutic yang ditemukan dalam novel ini adalah misteri yang berkaitan dengan kemunculan ingatan Rachel. Penulis menggambarkan proses ini sebagai proses yang memunculkan baik kebenaran maupun ketidakbenaran secara bercampur aduk. Suatu hal yang disebut Barthes sebagai evocation (mixture of “truth” and “snare’).

Kode proairetic
Kode proairetic disebut juga sebagai kode aksi. Kode tersebut mewakili elemen pada cerita yang selalu menarik perhatian pembaca. Kode ini memungkinkan pembaca bertanya-tanya tentang apa yang akan terjadi selanjutnya. Kesan tentang keberadaan kode proairetic dalam novel ini sangat kuat, karena novel ini menyajikan proses pemecahan misteri yang rumit dan sangat detail. 
Kode ini merupakan bagian penting pada karya sastra tradisional. Pembaca harus menemukan urutan kronologis setiap peristiwa, situasi yang sedang terjadi, dan karakterisasi cerita. Pada novel ini, urutan kronologis cukup rumit untuk diungkap, karena cerita dipaparkan berdasarkan tiga sudut pandang yang masing-masing memiliki informasi untuk saling dikaitkan. Alur peristiwa yang diceritakan sering disampaikan dalam urutan maju dan mundur, melalui penceritaan langsung atau melalui flashback yang dilakukan para tokoh. Contoh-contoh peristiwa yang memuat kode proairetic dalam cerita ini adalah kronologi menghilangnya Megan Hipwell hingga kematiannya; fakta tentang masa lalunya bersama seorang pria bernama Mac dan kematian bayi perempuannya, Libby, karena kecerobohan Megan; dan kronologi retaknya rumah tangga Tom dan Rachel Watson.


Kode semantic
Kode semantic disebut juga dengan kode konotatif. Kode ini mewakili elemen yang memberikan makna tambahan atau makna konotatif. Banyak ungkapan konotatif yang digunakan dalam novel ini. Salah satu di antaranya adalah ungkapan “butterflies in my stomach” (kupu-kupu di dalam perut) yang menggambarkan keadaan gugup. Satu contoh lainnya adalah ungkapan “her face loses all colour” (mukanya kehilangan semua warna), menggambarkan keadaan wajah yang pucat karena ketakutan.


Kode symbolic
Kode symbolic atau yang disebut dengan kode antithetic merupakan kode yang menggambarkan adanya makna berkebalikan, misalnya adanya polaritas dan antitesis. Dalam novel ini, kode semantic salah satunya digambarkan melalui sikap Tom Watson yang membenci Rachel dengan memakinya sebagai wanita pemabuk yang menjijikkan, namun juga sebenarnya masih menaruh rasa perhatian terhadap mantan istrinya itu. Contoh lain yang menggambarkan kode ini yaitu kepribadian Megan Hipwell yang tampak seperti wanita baik-baik, pandai, dan mandiri namun juga merupakan wanita yang berkemauan keras, memiliki rasa penasaran tinggi dan senang berselingkuh.

Kode cultural
Kode cultural atau referential mewakili elemen yang memberikan pengetahuan umum terhadap pembaca. Melalui kode ini, pembaca memperoleh pengetahuan fisik, psikologis, medis, fisiologi, kesusastraan, atau sejarah. Pada novel ini juga didapatkan kode-kode yang memungkinkan pembaca memahami informasi tertentu. Misalnya jadwal kereta yang selalu tepat waktu di London (penulis menggambarkannya tepat setiap pukul 8.04 dan 5.56; penumpang kereta yang berbudaya membaca sesuatu sembari menunggu perjalanan berakhir (majalah, surat kabar, atau berita di internet); budaya pentingnya menghargai wilayah, privasi, dan kehidupan orang lain, dan lainnya.
Selain berdasarkan kelima kode yang telah dijelaskan, analisis terhadap novel A Girl on the Train ini juga dilakukan berdasarkan unsur-unsur intrinsik yang membangun novel tersebut. Unsur intrinsik yang dianalisis antara lain sebagai berikut. 

Plot
Plot merupakan cara penulis menyusun kejadian dalam rangka membangun ide pokok cerita. Plot tersusun atas urutan kejadian dalam suatu cerita. Plot suatu cerita sudah dirancang, dalam rangkaian logis yang memiliki permulaan, bagian tengah, dan akhir. Pada novel ini, plot yang digunakan sangat unik. Plot disusun dengan urutan yang harus dihubungkan sendiri oleh pembaca, karena alur cerita adalah campuran antara alur maju dan mundur. Bagian esensial plot novel ini terdiri atas bagian berikut.

Eksposisi : Merupakan bagian saat tokoh Rachel, Jason, Jess, Tom, dan Anna diperkenalkan. Perkenalan tokoh-tokoh tersebut terjadi melalui paparan situasi yang terjadi saat tokoh Rachel sedang mengendarai kereta menuju London. Sedikit demi sedikit karakter masing-masing tokoh mulai dielaborasi. Rachel yang merupakan pemabuk, Tom yang suka selingkuh, dan sebagainya.


Rising Action: Ini adalah bagian di mana cerita mulai rumit, konflik-konfil mulai diungkap. Konflik yang mulai diungkap pada bagian ini adalah bagian ketika Rachel melihat Jess (Megan Hipwell) berselingkuh dengan pria lain. Rachel yang selama ini mengagumi kehidupan keluarga Hipwell merasa harus berbuat sesuatu dan membantu Jason (Scott Hipwell).

  • Konflik: Bagian ini merupakan bagian terpenting cerita, yang pada novel ini ditandai dengan menghilangnya Megan secara misterius. Konflik semakin memuncak saat Megan ditemukan tewas terbunuh.
  • Konflik yang dihadapi pada novel ini terbagi menjadi konflik internal dan eksternal. Secara internal, konflik dihadapi oleh Rachel untuk berjuang mengembalikan ingatannya yang hilang di malam hilangnya Megan karena keadaannya yang sedang mabuk, dengan segala keterbatasan dan hambatan ingin menjelaskan bahwa dirinya tidak terkait dengan kematian Megan. Sementara itu konflik eksternal yang dihadapi adalah permasalahan dengan mantan suaminya, Tom Watson, dan istri barunya, Anna. Selain itu, ada masalah antara Rachel dengan teman serumahnya, Cathy, karena Cathy sudah seringkali muak dengan perilaku Rachel saat mabuk-mabukan di rumahnya. Konflik eksternal juga dihadapi Rachel saat Scott mengetahui kebohongan-kebohongan Rachel yang diucapkannya mengenai hubungannya dengan Megan dan kasus yang terjadi.
Klimaks: Terjadi saat Rachel dengan bantuan terapis dan seorang penumpang kereta dapat kembali memperoleh ingatannya di malam hilangnya Megan. Terungkap kenyataan bahwa sebenarnya Tom adalah orang yang ia lihat bersama dengan Megan di malam itu.


Falling Action: Penyelesaian mulai terjadi saat Tom mulai mengakui kebohongan dan perselingkuhannya dengan Megan.

Resolusi (Penyelesaian): Karena Rachel dan Anna sudah mengetahui fakta tentang pembunuhan Megan, Tom ingin membunuh Rachel. Namun Rachel berhasil membela diri dan menyebabkan Tom terluka parah. Anna memastikan kematian Tom, dan Rachel melindungi Anna dari polisi. Pada akhirnya, Rachel menemukan kebahagiaan.

Setting
Setting yang digunakan dalam novel ini mencakup waktu dan tempat terjadinya peristiwa. Seluruh setting terjadi di Inggris, khususnya di suatu daerah bernama Corly dan Ashbury. Waktu yang diceritakan dalam novel meliputi rentang waktu yang lama, bertahun-tahun hingga tahun 2013. Kebanyakan setting pada waktu yang telah lampau terjadi melalui flashback yang dilakukan tokoh. Namun urutan peristiwa yang benar-benar sejalan dengan alur cerita dimulai sejak tahun 2012 hingga 2013. 
Setting cerita juga diungkapkan dalam bentuk kondisi cuaca. Kondisi cuaca yang diungkapkan dalam cerita adalah cuaca musim panas, saat udara sangat panas dan kelembaban tinggi. Kondisi hujan lebat berpetir juga sering muncul dalam cerita. Mengenai kondisi sosial, juga tampak sejumlah kebiasaan dan tatakrama yang dihormati di lingkungan masyarakat, misalnya untuk tidak mabuk di tempat dan kendaraan umum; menghargai wilayah pribadi dan privasi orang lain, dan sebagainya. 

Daftar Pustaka
Barthes. 2015. An Introduction to the Structuralist Analysis og Narrative. (Online). https://rosswolfe.files.wordpress.com/2015/04/roland-barthes-an-introduction-to-the-structuralist-analysis-of-narrative.pdf. Diakses tanggal 8 November 2016.
Eagleton. 2012. What is A Novel ?. (Online). http://www.blackwellpublishing.com/content/BPL_Images/Content_store/Sample_chapter/9781405117067/Eagleton_sample%20chapter_Then%20english%20novel.pdf. Diakses tanggal 8 November 2016.
Gita, S. 2012. Struktur Naratif dan Penokohan Tokoh Utama pada Novel Garuda Putig Karya Suparto Brata. (Online). http://eprints.uny.ac.id/8242/3/BAB%202-08205241004.pdf. Diakses tanggal 8 November 2016.
Hawkins, P. 2015. A Girl on the Train. New York: Penguin Group.
Malik, W. H., Zaib, S., dan Bughio, F. A. 2014. Theory into Practice: Application of Roland Barthes’ Five Codes on Bina Shah’s ‘The Optimist’. Academic Research International Vol 5 (5): 242-250.
Tyson, L. 2006. Critical Theory Today: A User Friendly Guide. New York: Routledge.


Admin
Yuda Iswanto
No Telp : 081515147161 (whatsap, sms, call)
E-mail : bikintugasku@gmail.com