Mengenal Istilah Ergonomi dan Tujuannya


Ergonomi merupakan gabungan dari beberapa ilmu lainnya yang mencakup sistem manusia, mesin, dan lingkungan yang saling berinteraksi (International Ergonomic Association), selain itu dalam ergonomi juga mempelajari tentang desain alat kerja dan lingkungan kerja yang sesuai dengan kapasitas dan keterbatasan manusia (Dewi, 2020). Kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani. Menurut bahasa, ergonomi berasal dari kata ergon dan nomos. Ergon yang berarti kerja dan nomos yang berarti hukum atau aturan. Secara menyeluruh, ergonomi berati studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerja yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen, dan desain atau perancangan. Istilah ergonomi pertama kali dicetuskan pada tahun 1950 oleh sekelompok ahli medis, psikolog dan insinyur di United Kingdom untuk menjelaskan aplikasi multidisiplin ilmu yang dirancang untuk memecahkan masalah-masalah teknologi pada masa perang.

Ergonomi adalah ilmu kondisi tempat kerja, tuntutan pekerjaan dengan kemampuan pekerja (Putra & Waskito, 2020). Ergonomi mempertimbangkan kemampuan dan batas-batas pekerja saat mereka berinteraksi dengan peralatan, perlengkapan, cara bekerja, dan tugas di lingkungan pekerjaan. Setiap pekerja berbeda antara satu sama lain sehingga aturannya tidak sama untuk semua orang. Ergonomi mencakup semua aspek pekerjaan, dari fisik menekankan pada sendi, otot, saraf, tendon, dan tulang, dengan faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi pendengaran, penglihatan dan kenyamanan umum dan kesehatan. Merancang tempat kerja dengan pemahaman individu yang berbeda dalam ukuran dan kondisi fisik adalah langkah pertama dalam mengurangi kemungkinan cedera (UCHDHS, 2009). Tarwaka 2010, menyimpulkan bahwa Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun beristirahat dengan segala kemampuan, kebolehan, dan keterbatasan manusia baik secara fisik maupun mental sehingga dicapai suatu kualitas hidup secara keseluruhan yang lebih baik.

 

Tujuan Ergonomi

Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi adalah (Natosba & Jaji, 2016).

1.    Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental tenaga kerja melalui upaya pencegahan cedera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.

2.    Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial, mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.

3.      Menciptakan keseimbangan antara berbagai aspek yaitu aspek teknis, ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.

Ergonomi juga dapat digunakan dalam menelaah sistem manusia dan poduksi yang kompleks. Dapat ditentukan tugas apa yang diberikan kepada tenaga kerja dan yang mana kepada mesin. Dibawah ini dikemukakan beberapa prinsip ergonomi sebagai pegangan, antara lain (Suma’mur, 1996)

1.    Sikap tubuh dalam pekerjaan sangat dipengaruhi oleh bentuk, susunan, ukuran dan penempatan mesin-mesin, penempatan alat-alat penunjuk, cara-cara harus melayani mesin (macam, gerak, arah dan kekuatan).

2.     Dari sudut otot sikap duduk yang paling baik adalah sedikit membungkuk. Sedangkan dari sudut tulang duduk yang baik adalah duduk tegak agar punggung tidak bungkuk dan otot perut tidak lemas. Maka dianjurkan memilih sikap duduk yang tegak yang diselingi istirahat dan sedikit membungkuk

3.   Pekerjaan berdiri sedapat mungkin dirubah menjadi pekerjaan duduk. Dalam hal tidak mungkin kepada pekerja diberi tempat dan kesempatan untuk duduk.

4.    Arah penglihatan untuk pekerjaan berdiri adalah 23-37° kebawah. Arah penglihatan ini sesuai dengan sikap kepala yang istirahat (relaxed).

5.    Ruang gerak lengan ditentukan oleh punggung lengan seluruhnya dan lengan bawah. Pegangan-pegangan harus diletakkan, lebih-lebih bila sikap tubuh tidak berubah.

6.    Macam gerakan yang kontinu dan berirama lebih diutamakan, sedangkan gerakan yang sekonyong-konyong pada permulaan dan berhenti dengan paksa sangat melelahkan. Gerakan ke atas harus dihindarkan, berilah papan penyokong pada sikap lengan yang melelahkan. Hindarkan getaran-getaran kuat pada kaki dan lengan.

7.    Pembebanan sebaiknya dipilih yang optimum, yaitu beban yang dapat dikerjakan dengan pengerahan tenaga paling efisien. Beban fisik maksimum telah ditentukan oleh ILO sebesar 50kg.Cara mengangkat dan menolak hendaknya memperhatikan hukum-hukum ilmu gaya dan dihindarkan penggunaan tenaga yang tidak perlu. Beban hendaknya menekan langsung pada pinggul yang mendukungnya.

8.      Kemampuan seseorang bekerja seharinya adalah 8-10 jam, lebih dari itu efisien dan kualitas kerja sangat menurun.


Note:

        Jika ingin menggunakan tulisan ini pastikan untuk melakukan editing agar tidak terkena plagiasi, jangan asal kopas. Bikintugas melayani jasa pembuatan PPT ujian, editing skripsi - disertasi sesuai dengan pedoman masing-masing universitas.

 Daftar Pustaka

Dewi, N. F. (2020). Identifikasi risiko ergonomi dengan metode Nordic Body Map terhadap perawat Poli RS X. Jurnal Sosial Humaniora Terapan2(2).

Natosba, J., & Jaji, J. (2016). Pengaruh Posisi Ergonomis terhadap Kejadian Low Back Pain Pada Penenun Songket di Kampung BNI 46. Jurnal Keperawatan Sriwijaya3(2), 8-16.

Putra, E. S., & Waskito, M. A. (2020). Konsep ergonomi kultural nusantara dalam pendidikan dasar Desain Produk ITENAS. Productum: Jurnal Desain Produk (Pengetahuan dan Perancangan Produk)3(8), 291-298.

0 Komentar