Fase Pembelahan Mitosis Pada Akar Bawang Merah (Allium Cepa)




Bawang merah (Allium cepa) merupakan sayuran umbi yang multiguna, dapat digunakan sebagai bumbu masakan, sayuran, dan sebagai penyedap masakan. Disamping itu tanaman ini juga dimanfaatkan sebagai obat tradisional karena efek antiseptik senyawa anilin dan alisin yang dikandungnya (Rukmana, 1994). 

Indonesia:
Bawang merah, bawang beureum, brambang
Inggris:
Shallots, golden shallots
Melayu:
Bawang merah
Vietnam:
Hanh cu, hanh ta
Thailand:
Horm daeng, horm dang
Pilipina:
Sibuyas
Cina:
Huo cong
Jepang:
Esharetto



Klasifikasi bawang merah
             Divisi: Spermatophyta
  Subdivisi : Angiospermae                                        
                 Kelas: Monokotyledone
                     Sub Kelas: Liliidae
                         Ordo: Liliales
                             Famili: Liliaceae
                                 Genus: Allium
                                     Spesies: Allium cepa var. aggregatum L.


Bawang merah merupakan tanaman terna rendah yang tumbuh tegak dengan tinggi dapat mencapai 15-50 cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman musiman. Perakarannya berupa akar serabut yang tidak panjang dan tidak terlalu tertanam di dalam tanah. Sel-sel penyusun jaringan bawang merah berukuran relatif besar. Pada bagian pangkal umbi membnetuk cakram yang tipis dan pendek. Dibagian bawah cakram ini akan tumbuh akar-akar tersebut. Pada akar ini terdapat titik tumbuh. Dibelakangnya terdapat daerah meristem dengan sel-sel yang aktif membelah. Dibelakang daerah meristematik tersebut terdaapt daerah pemanjangan. Jaringan yang mudah ditelaah adalah meristem pada titik tumbuh akar bawang dan dengan adanya pewarna akan tampak kromosom dalam sel-sel yang membelah (Daymond et al, 1997).


Pembelahan Mitosis
Mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi secara tidak langsung. Hal ini dikarenakan pada pembelahan sel secara mitosis terdapat adanya tahapan-tahapan tertentu. Tahapan-tahapan (fase-fase) yang terdapat pada pembelahan mitosis ini meliputi: profase, metafase, anafase, dan telofase. Mitosis terjadi di dalam sel somatik yang bersifat meristematik, yaitu sel-sel yang hidup terutama sel-sel yang sedang tumbuh (ujung akar dan ujung batang). Proses pembelahan secara mitosis menghasilkan dua sel anak yang identik dan bertujuan untuk mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan inti secara berturut-turut (Setjo, 2004).

Mitosis pada tumbuhan terjadi selama mulai dari 30 menit sampai beberapa jam dan merupakan bagian dari suatu proses yang berputar dan terus-menerus. Pada praktikum kali ini digunakan akar bawang merah (Allium cepa) karena jaringan akar bawang merah (Allium cepa) merupaskan jaringan yang mudah ditelaah untuk pengamatan mitosis (Nebenführ et al, 2000).

Proses mitosis ini terjadi bersama dengan pembelahan sitoplasma dan bahan-bahan di luar inti sel. Pada mitosis setiap induk yang diploid (2n) akan menghasilkan dua buah sel anakan yang masing-masing tetap diploid serta memiliki sifat keturunan yang sama dengan sel iduknya.

Siklus mitotik dari sebuah sel dapat dibedaan atas dua stadium, yaitu stadium istirahat (interfase) dan stadium pembelahan (mitosis). Pembelahan mitosis merupakan pembelahan sel yang terjadi apabila sel anak mempunyai jumlah kromosom sama dengan jumlah kromosom induknya. Fase-fase pembelahan mitosis adalah profase, metafase, anafase, dan telofase. Dalam sekali membelah terdapat interfase. Selama interfase tidak tampak adanya struktur kromosom dan pada fase ini sel belum melakukan kegiatan pembelahan tetapi sel sudah siap untuk membelah. Selama interfase sel tampak keruh dan benang-benang kromatin halus lama-kelamaan akan kelihatan. Beberapa ahli menganggap interfase bukan merupakan salah satu tahap dalam mitosis sehingga interfase sering disebut fase istirahat. Pada fase istirahat ini membrane inti tidak tampak jelas jika diperiksa dengan menggunakan mikroskop cahaya. 

Stadium interfase dibedakan atas beberapa fase:
G1 (Fase gap pertama)
Fase ini berlangsung antara 12-24 jam. Fase ini disebut fase kekosongan pertama karena selama fase ini tidak ada kegiatan pembelahan nukleus. Nukleus membesar dan sitoplasma bertambah, karena itu fase ini disebut juga fase pertumbuhan.
S (stadium sintesa)
Pada stadium ini terjadi replikasi ADN uga berlangsung pementukan histon. Pada akhir stadium ini tiap kromosom terdiri dua kromatid kakak beradik (sister chromatids) yang memiliki sentromer bersamaan. Ini merupakan aktivitas yang paling penting dari stadium S. Stadium ini memakan waktu 35-35% dari siklus interfase.
      G2 (fase gap kedua)
    Pada fase ini ADN cepat sekali bertambah kompleks dengan protein kromosom dan pembentukan ARN (asam ribonukleat) serta protein berlangsung. Fase ini memakan waktu kira-kira 10-20% dari siklus interfase.


Daftar Pustaka
Rukmana, R. (1994). Bawang merah. Kanisius, Yogyakarta, 72.
Daymond, A. J., Wheeler, T. R., Hadley, P., Ellis, R. H., & Morison, J. I. L. (1997). The growth, development and yield of onion (Allium cepa L.) in response to temperature and CO2. Journal of Horticultural Science, 72(1), 135-145.
Setjo, S. (2004). Anatomi Tumbuhan. Universitas Negeri Malang, Malang.
Nebenführ, A., Frohlick, J. A., & Staehelin, L. A. (2000). Redistribution of Golgi stacks and other organelles during mitosis and cytokinesis in plant cells. Plant Physiology, 124(1), 135-152.